Contacts

Taman Kintamani Blok LF no 1 Perumahan Daan Mogot Baru, Jakarta Barat

087772279607

Tag: contoh terapi wicara

Blog

Mengenal Apa Itu Terapi Wicara, Tujuan dan Siapa yang Membutuhkan Terapi Ini?

Perawatan wicara adalah salah satu jenis pelayanan perawatan yang telah dikenal dalam bidang kesehatan selama waktu yang lama. Biasanya, para ahli kesehatan merekomendasikan terapi ini kepada individu yang menghadapi masalah dalam bicara, bahasa, dan kemampuan menelan. Terapi wicara ini diselenggarakan oleh profesional di pusat layanan kesehatan yang diatur secara resmi oleh pemerintah. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Nomor 81 tahun 2014, hanya orang-orang yang telah lulus pendidikan terapi wicara sesuai dengan peraturan yang berlaku yang dapat memberikan terapi wicara. Para terapis bicara yang profesional juga dikenal sebagai ahli patologi wicara/bahasa.

Kami siap untuk menjawab pertanyaan Anda dan memberikan informasi lebih lanjut. Hubungi nomor telepon kami di 087772279607.

Definisi Terapi Wicara

Berdasarkan Pasal 1 PMK Nomor 81 Tahun 2014, terapi wicara adalah bentuk pelayanan kesehatan profesional yang didasarkan pada ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang bahasa, bicara, suara, ritme/kelancaran, komunikasi, dan menelan. Terapi wicara ditujukan bagi individu, keluarga, atau kelompok yang mengalami gangguan atau kelainan anatomis, fisiologis, psikologis, atau sosiologis yang mempengaruhi kesehatan mereka.

Menurut Cleveland Clinic, terapi wicara dilakukan dengan cara membantu pasien mengembangkan keterampilan bahasa awal, termasuk membantu mereka dalam memproduksi bunyi dan suara, memahami bahasa, meningkatkan kelancaran dan kejelasan bicara, serta ekspresi. Terapis bicara umumnya menerapkan teknik khusus dalam memberikan perawatan, yang dapat bervariasi secara signifikan tergantung pada jenis gangguan bicara yang dialami oleh pasien.

Tujuan Terapi Wicara

Kemampuan bicara dan komunikasi merupakan hal yang penting bagi setiap individu dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Jika kemampuan ini terganggu, hal tersebut dapat menghambat produktivitas dan mengurangi kualitas hidup seseorang. Oleh karena itu, diperlukan metode perawatan yang dapat mengatasi masalah dalam bicara dan komunikasi tersebut. Banyak tujuan yang ingin dicapai melalui terapi wicara, dimulai dari meningkatkan keterampilan berkomunikasi hingga kemampuan sosial. Dalam kutipan dari Cleveland Clinic dan Pasitos Clinic, beberapa tujuan terapi wicara yang serupa diungkapkan, yaitu:

  • Memperbaiki keterampilan berbicara yang membantu individu dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain.
  • Meningkatkan tingkat kemandirian.
  • Mendorong perkembangan bahasa awal.
  • Menyiapkan anak-anak usia dini untuk masuk ke lingkungan sekolah.
  • Mengembangkan kemampuan dalam menyampaikan pikiran, ide, dan perasaan.
  • Mengembangkan kemampuan untuk memahami isyarat sosial dalam mengatur percakapan.
  • Mendukung fungsi menelan yang baik.
  • Membantu dalam pengucapan kata dengan jelas dan artikulasi yang benar.
  • Membantu pemahaman komunikasi non-verbal dan bahasa tubuh.
  • Meningkatkan kualitas hidup.

Siapa yang Memerlukan Terapi Wicara?

Terapi wicara dapat diterima oleh individu dari berbagai rentang usia, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia. Mereka yang menerima terapi ini dianggap mengalami gangguan bicara dan menelan yang dapat disebabkan oleh keterlambatan perkembangan, cedera, atau kondisi fisik dan mental tertentu. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan gangguan bicara dan menelan meliputi gangguan pendengaran (tuli), stroke, sindrom Down, cedera otak, bibir sumbing, dan kondisi lainnya. Mengutip dari Healthline, berikut adalah beberapa gangguan bicara yang dapat diobati dengan terapi wicara:

1. Gangguan pengucapan

Gangguan pengucapan terkait dengan ketidakmampuan untuk membentuk bunyi kata dengan benar. Hal ini sering terjadi pada anak-anak yang seringkali menukar atau mengubah bunyi kata, misalnya mereka mengucapkan “wumah” untuk kata “rumah.”

2. Gangguan pemahaman

Gangguan pemahaman adalah gangguan bicara yang menyebabkan kesulitan bagi penderitanya dalam memahami atau memproses apa yang orang lain katakan. Akibatnya, orang dengan gangguan pemahaman mengalami kesulitan dalam memahami banyak kata dan memiliki kosakata yang terbatas.

3. Gangguan komunikasi kognitif

Gangguan komunikasi kognitif umumnya terjadi akibat cedera pada bagian otak yang mengendalikan kemampuan kognitif. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan seseorang dalam mengendalikan kemampuan untuk melakukan berbagai hal, mulai dari mengingat, memecahkan masalah, mendengarkan, hingga berbicara. Selain cedera, gangguan komunikasi kognitif juga dapat disebabkan oleh masalah biologis lainnya, seperti perkembangan otak yang tidak normal, masalah pada sistem saraf, atau stroke.

4. Gangguan kelancaran bicara

Gangguan kelancaran bicara adalah gangguan dalam aliran, kecepatan, dan ritme bicara. Gangguan ini menyebabkan seseorang bicara terbata-bata, kacau, dan tidak lancar. Dalam beberapa kasus, penderitanya bahkan mengulang-ulang sebagian atau seluruh kata saat berbicara.

5. Gangguan ekspresi

Gangguan ekspresi terkait dengan kesulitan dalam menyampaikan atau mengungkapkan informasi dengan menggunakan kalimat atau kata yang akurat. Gangguan ini umumnya terjadi pada penderita sindrom Down dan gangguan pendengaran.

6. Gangguan resonansi

Gangguan resonansi biasanya disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran udara yang normal di rongga hidung atau mulut. Kondisi ini dapat disebabkan oleh pembengkakan amandel atau langit-langit mulut yang sumbing. Akibatnya, penderita dengan gangguan resonansi mengalami kesulitan dalam mengeluarkan suara saat berbicara dan juga kesulitan menelan.

7. Afasia

Afasia adalah kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan dalam membaca, menulis, berbicara, dan memahami bahasa. Kondisi ini dapat terjadi akibat kerusakan pada otak yang disebabkan oleh stroke atau cedera.

8. Disartria

Disartria adalah kondisi di mana otot-otot yang mengendalikan bicara seseorang melemah. Disartria dapat disebabkan oleh gangguan pada sistem saraf dan stroke. Orang dengan disartria seringkali ditandai dengan bicara yang lambat dan tidak jelas.

Dalam rangka mendapatkan terapi wicara, individu dengan gangguan-gangguan tersebut dapat memanfaatkan layanan terapi wicara yang disediakan oleh para profesional di bidang ini. Terapi wicara dapat membantu mereka mengembangkan kemampuan bicara, meningkatkan pemahaman, memperbaiki kelancaran bicara, dan meningkatkan kemampuan komunikasi mereka secara keseluruhan.

Tanya Kami